Mendapatkan Sifat-Sifat untuk Pengembangan Kepribadian

Seorang guru perlu berubah atau berkembang menjadi lebih baik dalam hal karakter karena karakter guru menentukan kualitas pengajaran serta hasil belajar siswa, dalam hal ini guru merupakan pusat dari proses belajar mengajar serta menjadi model bagi para siswa. Karakter atau kepribadian guru menjadi dasar untuk mencapai beberapa kompetensi lain seperti kompetensi pedagogik, sosial, dan profesional. Lalu apa yang dibutuhkan untuk berubah atau menjadi lebih baik? Ketika ingin berubah diperlukan beberapa bahan dasar yang berasal dari diri sendiri yaitu berupa motivasi atau keinginan dan tujuan yang jelas atau konkret. Pada dasarnya seluruh perilaku manusia didasari oleh keinginan dan tujuan tujuan yang kuat dan jelas membantu seseorang untuk terlibat dalam perilaku tertentu, sebagai contoh Saya ingin berubah menjadi seorang guru yang lebih terbuka. 


Adanya keinginan dan tujuan yang jelas tidaklah cukup untuk berubah, dibutuhkan adanya aksi nyata secara bertahap untuk memunculkan perubahan. Bagaimana tahapannya? Terdapat 5 tahapan yang perlu dilakukan jika ingin melakukan perubahan dalam hal karakteristik dan kepribadian yang lebih baik yaitu: pertama tahap pra kontemplasi, kedua tahap kontemplasi, ketiga tahap persiapan, keempat tahap tindakan, dan kelima tahap penguatan. 


Tahap pertama adalah pra kontemplasi, pada tahap pra kontemplasi seseorang masih belum menyadari bahwa perilaku atau tindakannya memunculkan sebuah masalah. Ia cenderung berpikir bahwa permasalahan berasal dari orang lain, dapat juga seseorang telah sadar akan tindakannya yang perlu diubah tetapi masih belum memiliki motivasi untuk melakukan sebuah perubahan atau telah mencoba berkali-kali tapi ragu dapat berubah.  


Supaya mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai tahapan tersebut, mari kita simak contoh kasus yang terjadi pada seorang guru matematika bernama Pak Rino. Seluruh siswa dalam kelas A yang diajarkan oleh Pak Rino mengikuti remedial matematika mereka beralasan bahwa nilai Matematika mereka buruk karena merasa Pak Rino sering marah-marah ketika ada siswa yang bertanya bahkan sebelum para siswa bertanya Pak Rino sering menyela perkataan mereka, akhirnya para siswa tidak berani bertanya dan tidak memahami materi. Di lain sisi pak Rino merasa bahwa hal tersebut merupakan kesalahan siswanya karena tidak belajar dengan baik. Pada situasi tersebut Pak Rino berada di tahap pra kontemplasi karena Pak Rino belum menyadari bahwa perilaku atau tindakannya memunculkan sebuah masalah. Ia cenderung berpikir bahwa permasalahan berasal dari orang lain.  


Pada tahap kedua yaitu tahap kontemplasi. Pada tahap kontemplasi seseorang mulai menyadari adanya peran dalam diri yang mengakibatkan permasalahan tetapi masih ada rasa enggan untuk berubah menjadi lebih baik serta masih banyak menimbang-nimbang keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari perubahan yang dilakukan. Mari kita simak kembali kasus Pak Rino di situasi berikutnya Pak Rino baru menyadari bahwa dirinya selama ini terlalu galak terhadap para siswanya sehingga para siswanya menjadi takut untuk bertanya hal ini terjadi karena banyaknya protes yang disampaikan oleh siswa dalam evaluasi pembelajaran dan hal tersebut membuat Pak Reno tidak nyaman. Pak Rino menjadi sadar juga karena mulai membayangkan dirinya sebagai para siswa namun di sisi lain Marino masih merasa enggan untuk berubah karena Pak Rino mengkhawatirkan bahwa dirinya akan direndahkan oleh siswa apabila tidak bersikap galak. Pada situasi ini Pak Rino mengarah ke tahap kontemplasi dimana dia mulai menyadari adanya peran dalam diri yang mengakibatkan permasalahan tetapi masih ada rasa enggan untuk berubah menjadi lebih baik. 


Tahap berikutnya atau tahap ketiga adalah tahap persiapan pada tahap ini seseorang sudah benar-benar sadar dan ingin berubah mulai muncul sebuah perencanaan dan target yang akan dicapai namun beberapa kali masih ada kecenderungan untuk melakukan penawaran terhadap hal yang ingin diubah. Untuk mendapatkan gambaran mengenai tahap persiapan Mari kita simak kembali kisah Pak Rino. Saat ini Pak Rino menyadari bahwa perilakunya harus segera diubah karena banyaknya pihak yang protes terhadap dirinya melalui evaluasi kinerja dan hal tersebut membuat dirinya tidak nyaman. Pak Rino mulai melakukan perencanaan dalam menghadapi para siswanya, hal ini dimulai dari memperbaiki pandangan Pak Rino terhadap kemampuan para siswa namun beberapa kali pak Rino masih berusaha menawar untuk tetap bersikap tegas atau galak pada siswa yang kurang tertib. Situasi yang Pak Rino alami ini termasuk pada tahap persiapan. Dia sudah benar-benar sadar dan ingin berubah sehingga mulai muncul rencana untuk memperbaiki tapi masih bersikeras menggunakan beberapa sikap yang sama yang dianggap tepat.  


Mari kita kembali ke Kisah Pak Rino. Setelah Pak Rino menyadari bahwa perilakunya harus diubah, salah seorang guru mengajarkan Pak Rino cara meredakan emosi. Pak Rino mulai belajar untuk mengambil nafas dan menghembuskan nafas apabila ada siswa yang mulai menyulut emosinya. Pak Reno baru akan bertindak setelah menghitung sampai 10. Apabila ada siswa yang bertanya, Pak Rino juga akan mulai bertanya mengenai bagian apa yang tidak dipahami dan berusaha untuk mendengarkan para siswa secara keseluruhan. Pada situasi ini Pak Rino sudah melakukan beberapa tindakan nyata yang dapat diamati untuk berubah dan terus mengembangkannya sesuai kebutuhan. 


Berikutnya adalah tahap penguatan. Pada tahap ini usaha yang dilakukan agar memunculkan perubahan sudah diterapkan secara berulang kali usaha yang dilakukan cenderung bersifat permanen dan perlahan-lahan menjadi suatu kegiatan baru. Seseorang yang sudah mencapai tahap ini akan cenderung lebih percaya diri dalam menunjukkan usaha perubahannya. Apabila sudah mencapai tahap ini dengan benar kecil kemungkinannya untuk kembali pada kebiasaan lama kembali. Kembali ke kisah Pak Rino setelah satu semester berlangsung Pak Rino mulai terbiasa untuk menanggapi pertanyaan para siswa dengan bertanya kesulitan spesifik apa yang dirasakan dan tidak menyelah perkataan siswa, menanggapi pertanyaan para siswa dengan tanpa amarah yang meledak-ledak, hal ini juga didukung oleh adanya peranan rekan kerja guru yang memahami permasalahan Pak Rino. Rekan guru tersebut memberi masukan mengenai pengendalian emosi saat berhadapan dengan siswa, selain itu rekan guru tersebut juga sering memberikan apresiasi kepada Pak Rino ketika berhasil menghadapi siswanya. Situasi tersebut menunjukkan Pak Rino berada di tahap penguatan di mana dia menerapkan perubahan secara berulang yang pelan-pelan menjadi suatu kebiasaan yang bersifat permanen. Pak Rino telah dianggap berhasil mengadopsi suatu perilaku karena telah melalui 5 tahapan perubahan tersebut, namun pada situasi tertentu ada dua tahapan perubahan karakter dan pribadian lainnya yang mungkin terjadi yaitu proses kembali pada kebiasaan lama dan proses terminasi. Kedua proses ini dapat menjadi pertimbangan dalam proses perubahan karakter dan kepribadian namun tidak termasuk tahapan utama perubahan karakteristik dan kepribadian. 


Mari kita bahas dua kemungkinan tersebut tahap kembali pada kebiasaan lama atau rileks adalah kemungkinan seseorang tidak berusaha untuk menahan godaan yang ada sehingga ia pun kembali pada kebiasaan lamanya atau disebut sebagai rileks, proses ini pun terjadi pada Pak Rino, suatu ketika Pak Rino merasa kelelahan karena telah mengajar dari pagi hingga siang hari di kelas terakhir yang ia ajar terdapat seseorang siswa yang berkali-kali bertanya. Pada awalnya Pak Rino menerapkan kebiasaan yang telah dibangun tetapi karena siswanya tersebut masih belum dapat memahami penjelasan Pak Rino dan Pak Rino merasa telah menanggapi siswa tersebut. Pada situasi ini Pak Rino sedang dalam tahap kembali pada kebiasaan lama atau rileks dimana ada kemungkinan melakukan tindakan ataupun penguatan kembali pada kebiasaan lamanya karena sulit menahan godaan yang ada. 


Selanjutnya ada kemungkinan terjadinya proses perubahan karakter dan kepribadian yang disebut dengan tahap terminasi. Pada tahap ini seseorang sudah memiliki keyakinan bahwa dirinya benar-benar sudah mampu untuk menunjukkan tindakan nyata yang menandakan adanya perubahan seseorang tidak akan kembali lagi ke awal apabila sudah mencapai tahap ini.  Pada akhir kisah Pak Rino, Pak Rino merasa dirinya sudah menjadi lebih sabar dalam menghadapi para siswa. Pak Rino tidak lagi memandang bahwa para siswa merupakan individu yang menyusahkan dan tidak tertib. Sekarang Pak Rino terbiasa untuk lebih mendengarkan para siswanya terlebih dahulu apabila mereka merasa kesulitan. Pada situasi Ini Pak Rino sudah mencapai tahap terminasi. Pak Rino sudah memiliki keyakinan untuk menunjukkan tindakan nyata yang menandakan adanya perubahan yang lebih baik.

BACA JUGA:

Post a Comment

Previous Post Next Post