Menjadi Guru yang Mahir Mengaplikasikan Taksonomi Bloom

Dalam merancang proses pembelajaran pemilihan kata kerja kunci yang tepat memegang peranan penting dalam menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian. Agar konsep materi tersampaikan secara efektif, kata kerja kunci tersebut merupakan acuan bagi guru dalam menentukan kedalaman penyampaian materi, apakah cukup memahami saja, mendemonstrasikan, menilai, dan sebagainya. Hal tersebut dapat lebih mudah jika menerapkan konsep Taksonomi Bloom sebagai panduan ketika menentukan tujuan dalam suatu pembelajaran. 

 

Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:

Pertama adalah tentukan tujuan pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran diusahakan harus memuat 4 hal yang biasa dikenal dengan tingkatan A B C D. A atau audience yaitu siswa atau peserta didik, B atau behavior yaitu perilaku yang diharapkan mampu dilakukan siswa di akhir pembelajaran, C atau condition yaitu menjelaskan kondisi atau situasi atau konteks atau dengan alat apa perilaku atau behavior itu diharapkan dilakukan, D atau degree yaitu tingkatan atau perilaku yang diharapkan. Metode ini digagas oleh Robert F. Mager pada tahun 1962. Susunan audience, behavior, condition dan degree yang selanjutnya kita sebut dengan ABCD dari sebagian kalangan pendidik menganggap perlu berurutan sedangkan sebagian lagi tidak harus berurutan yang penting keempatnya tercapai. Berikut Contoh tujuan pembelajaran yang menerapkan sistem ABCD:




 

Kedua Tentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai kompetensi yang dimaksud adalah apakah peningkatan pengetahuan, kemampuan atau perilaku dalam hal ini perlu dipertimbangkan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik.




 

Selanjutnya ketiga tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi pembelajaran. Pada ranah kognitif  tentukan tingkatan taksonomi apakah pada tingkatan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, atau membuat. Pada ranah psikomotor kategorikan apakah termasuk persepsi kesiapan reaksi yang diarahkan reaksi natural atau mekanisme, adaptasi reaksi yang kompleks, atau kreativitas. Sedangkan pada ranah afektif kategorikan apakah termasuk penerimaan responsif nilai yang dianut atau nilai diri organisasi atau karakterisasi. Selanjutnya gunakan kata kerja kunci yang sesuai untuk menjelaskan instruksi kedalaman materi baik pada tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian. Sebagai tambahan selanjutnya dengan mengacu pada roda kognitif Bloom pilih media atau strategi pembelajaran yang sesuai. Pilihan media atau strategi pembelajaran ini dapat dilihat pada lingkaran terluar yang berwarna hijau.


Terdapat 6 Strategi mengajar dengan penerapan Taksonomi Bloom yaitu: (1)gunakan setiap level, (2) gunakan Bloom Spiralling, (3) manfaatkan kolaborasi asinkronus, (4) biarkan siswa memimpin, (5) rencanakan urutan pembelajaran berbasis proyek dan (6) berikan poin per level.


Strategi pertama adalah gunakan setiap level. Tidak ada yang salah dengan tingkat Taksonomi Bloom yang lebih rendah, menghafal banyak dianggap sebagai buang-buang waktu dalam proses pembelajaran siswa dan menjadi bukti nyata bahwa guru tidak melakukan pekerjaan mereka namun pada kenyataannya semakin luas dan beragam latar belakang pengetahuan dan skema belajar siswa, semakin lancar mereka bertransisi dari berbagai tingkat Bloom. Menghafal dapat mengurangi beban kognitif pada siswa saat mereka memproses informasi, pada tingkat kognitif yang lebih tinggi memungkinkan untuk mengingat dan menerapkan dengan tepat. Singkatnya semakin banyak akses langsung yang dimiliki siswa terhadap informasi maka semakin alami cara mereka menerapkan informasi itu pada tingkat pemikiran yang lebih tinggi, tidak hanya itu siswa juga dapat secara mandiri mengambil tindakan, membuat koneksi, dan korelasi, mengidentifikasi kesalahpahaman dan lebih lancar mentransfer pemahaman situasi yang baru dan asing.


 

Strategi kedua adalah gunakan belum spiralling Bloom Spiralling, adalah proses memulai pada tingkat Bloom yang lebih rendah seperti mengingat, mendefinisikan, menjelaskan, dan lain-lain, kemudian secara progresif meningkatkan tingkat pemikiran. Dengan cara itu Taksonomi Bloom menjadi semacam jalur untuk memandu proses pembelajaran itu sendiri. Contohnya dalam memahami konsep bangun segitiga pertama-tama siswa diarahkan untuk mampu mendefinisikan segitiga siku-siku, kemudian menjelaskan karakteristiknya, membandingkannya dengan bentuk geometris lainnya, memperdebatkan atau menentang beberapa ide terkait segitiga siku-siku, kemudian akhirnya merancang penggunaan baru segitiga siku-siku dalam desain atau arsitektur. Dalam proses ini siswa mulai pada titik yang sama yaitu mengenali dan mendefinisikan, kemudian meningkat ke kemampuan menjelaskan sampai mengaplikasikan segitiga pada suatu desain atau arsitektur. Hal ini dapat membantu siswa dalam membangun pemahaman secara sistematis dan lebih luas lagi. Bloom Spiralling dapat digunakan untuk membingkai pelajaran, penilaian atau bahkan unit pembelajaran berbasis proyek.




 

Strategi selanjutnya adalah memanfaatkan kolaborasi asinkronus. Tingkat tertinggi pada Taksonomi Bloom adalah mencipta atau berkreas,i hal ini menuntut siswa untuk menjadi pemikir inovatif atau tidaknya inventif. Siswa harus diberi ruang untuk bekerja secara kognitif dan kreatif melalui media sosial dan teknologi digital. Siswa dapat mengerjakan tugas mereka sesuai dengan kecepatan masing-masing, menambahkan pemikiran mereka sendiri, mampu mengamati, menginternalisasi dan menawarkan masukan sesuai dengan kesiapan latar belakang pengetahuan dan keahlian masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi media sosial atau komunitas digital. Ini juga dapat membantu individu yang introvert karena tipe individu ini merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan tekanan kelompok besar dalam situasi normal.


 

Strategi keempat biarkan siswa memimpin sebagai permulaan. KIta sebagai guru dapat membiarkan siswa membawa ide-ide mereka. Kerangka kerja Bloom memberikan kesempatan kepada siswa untuk membawa media pembelajaran sendiri atau dalam istilah bahasa Inggris biasa disebut brings your own media. Hal ini dapat mendukung pembelajaran karena membuka kesempatan bagi siswa untuk menggunakan materi pembelajaran mereka sendiri. Tugas ini juga cukup menantang secara kognitif, karena siswa dapat bekerja sendiri dengan kecakapan mereka sendiri dan dengan materi mereka sendiri, tentunya tetap dengan arahan dan evaluasi dari guru. Koleksi media yang beragam dapat digunakan untuk menampilkan pameran kelas dan pendidikan berbasis komunitas. Contohnya dalam suatu tugas proyek 3R reduce, reuse and recycle siswa membawa hasil karya pemanfaatan kembali sampah botol plastik dan dipresentasikan di depan kelas.


 

Strategi kelima adalah rencanakan urutan pembelajaran berbasis proyek. Menggunakan Taksonomi Bloom untuk merencanakan urutan pembelajaran berbasis proyek tidak sesulit kedengarannya misalnya jika seorang siswa melakukan proyek daur ulang, urutan dapat dimulai pada tingkat yang lebih rendah dimana siswa mengingat, mendefinisikan dan mengidentifikasi komponen kunci daur ulang, tantangannya dan lain-lain, kemudian siswa mulai menganalisis sebab akibat dari banyak komponen dan tantangan tersebut, kemudian mengevaluasi efektivitas teknik daur ulang yang ada, kemudian akhirnya menciptakan strategi baru untuk meningkatkan daur ulang dan lain-lain.


 

Strategi terakhir adalah berikan poin per level untuk mendorong siswa termotivasi agar tingkat kognitifnya bisa meningkat dari yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Kita dapat menerapkan nilai poin pada proses pembelajaran, contohnya dalam sebuah pembelajaran dengan metode diskusi berikan lebih sedikit poin bagi siswa yang tinggal terlalu lama di tingkat kognitif yang lebih rendah didiskusi kelas. Dalam hal ini kita dapat memberikan jumlah poin yang sama untuk tingkat yang lebih rendah dan lebih tinggi di awal tetapi mulailah mengurangi poin jika siswa tidak meningkatkan kompleksitas diskusi pemikiran mereka, tulisan mereka atau apapun tugasnya.


BACA JUGA:

Post a Comment

Previous Post Next Post