Penguatan Keterampilan Presentasi Guru dengan Aktivitas dan Tugas

Pendidikan dan pembelajaran akan berkembang seiring dengan perubahan zaman. Pada abad ke-21 ini pembelajaran tidak hanya berpusat pada kemampuan kognitif tetapi juga mencakup sejumlah keterampilan personal dan sosial siswa. Pada era digital ini kita dituntutt untuk memiliki kecakapan berpikir dalam belajar. Kecakapan-kecakapan tersebut antara lain kecakapan memecahkan masalah, berpikir kritis, kreatif, inovatif, kolaborasi dan kecakapan berkomunikasi. Guru harus beradaptasi dengan menyesuaikan strategi instruksional yang tepat untuk mendukung capaian pembelajaran siswa di masa sekarang. Oleh karena itu guru harus tepat dalam merancang konsep pembelajaran dan instruksi untuk siswa. Guru sebaiknya sudah mulai meninggalkan konsep mengajar yang hanya terbatas pada kegiatan mencatat dan menghafal saja, lebih dari itu konsep pembelajaran seharusnya sudah bergeser pada pembelajaran yang diwarnai oleh aktivitas-aktivitas bermakna yang mendasar kemampuan personal dan sosial siswa berikut ini ada banyak strategi instruksional yang dapat kita terapkan di kelas:

  1. Instruksi langsung (presentasi, lembar kerja)
  2. Strategi pembelajaran aktif (pembelajaran aktif, sistem respon siswa, pembelajaran berbasis permainan)
  3. Asesmen (penilaian formatif dan sumatif, E-portofolio, umpan balik / pemeriksaan diri)
  4. Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif (brainstorming, pembelajaran kolaboratif, diskusi, peer learning, media sosial / komunitas pembelajaran)
  5.  Membuat dan bekerja (studi kasus, pemetaan konsep, instruksi media, digital storytelling)

Pada prinsipnya strategi instruksional yang dipilih harus memenuhi kebutuhan siswa dan sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan. Berikut adalah ilustrasi kasus atau contoh model presentasi di kelas hari ini. Pak Yudi akan mengajar tentang topik perkembangan teknologi transportasi, ia melempar sebuah pertanyaan kepada para siswa “Bayangkan, jika Kamu harus pergi jauh ke kota yang jaraknya 12 jam dari rumah. Kamu mungkin bisa berjalan kaki, tapi akan memakan waktu yang lama. Apa yang bisa Kamu lakukan?  Selanjutnya siswa menanggapi pertanyaan Pak Yudi secara beragam, ada yang menjawab dengan menggunakan mobil, menggunakan pesawat, naik sepeda motor.Selanjutnya Pak Yudi menanggapi jawaban anak-anak “Nah, anak-anak, semua yang disebutkan tadi merupakan contoh dari alat transportasi. Hari ini kita akan mempelajari tentang teknologi transportasi. Pak Yudi lalu menayangkan sebuah video tentang kondisi lalu lintas di darat, laut dan udara di hadapan para siswa. Pak Yudi meminta semua siswa menonton video tersebut dan menganalisis jenis-jenis alat transportasi yang terdapat di dalam video tersebut. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok akan diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya berdasarkan macam-macam alat transportasi di darat laut dan udara. Ketiga kelompok diminta untuk menyebutkan karakteristik nama-nama dan fungsinya. Pak Yudi memberikan lembar kerja untuk diisi siswa bersama-sama. Siswa dapat mengisi lembar kerja dengan melihat referensi dari buku dan internet. Pak Yudi menerapkan model pembelajaran aktif di kelasnya. Pembelajaran ini memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan nilai, dan sikap. Siswa didorong untuk berpikir kritis dan kreatif. Siswa juga diajarkan untuk bekerjasama dan mengungkapkan ide secara lisan dan tulisan. Ketika berdiskusi siswa mengeksplorasi materi dari berbagai referensi yang relevan, membaca bahan ajar, berdiskusi dengan teman dan berkonsultasi dengan guru. Ketika siswa mempresentasikan dan berbicara di depan kelas siswa sedang mengasah keterampilan berkomunikasi dan berdebat serta membangun kepercayaan diri berbicara di forum. Presentasi yang dilakukan akan meningkatkan pemahaman siswa tentang topik pelajaran dan mendorong interaksi kelas lebih baik saat berperan sebagai audience. Siswa akan memperhatikan sehingga dapat memberikan penilaian yang tepat terhadap presentasi teman mereka. Pada pembelajaran ini siswa tidak hanya bertindak sebagai penonton tetapi juga berkontribusi pada proses sehingga mendorong pembelajaran mandiri yang aktif karena siswa-siswa berpikir reflektif dan bertanggung jawab. Dalam pembelajaran ini Pak Yudi berperan sebagai fasilitator bagi siswa ia mengarahkan, menuntun dan membentuk siswa menjadi pribadi yang berkarakter. Siswa diberikan hak berpendapat dan menyampaikan apa yang ada di dalam pikirannya. Ketika menjalankan perannya sebagai fasilitator, Pak Yudi bersikap rileks agar siswa merasa lebih dekat dan terbuka untuk mengemukakan pendapat. Ia juga menjaga kontak mata agar tercipta hubungan dan komunikasi dengan siswa, ia juga berbicara dan membahas sesuatu dengan mempertimbangkan karakter masing-masing siswa, ia akan lebih banyak menjelaskan pada siswa auditory dan lebih banyak mendengarkan pendapat siswa sosial. Untuk melatih kemampuan penyelesaian masalah siswa, Pak Yudi memberikan tugas studi kasus tentang teknologi di Indonesia. Ia meminta siswa memecahkan masalah tersebut di rumah dengan mencari solusi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pak Yudi juga bisa menerapkan model pembelajaran assessment untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman siswa. Kegiatan ini dapat dengan mudah dilakukan dengan bantuan aplikasi Quizizz untuk dapat melihat hasil evaluasi berdasarkan nilai siswa. 

Salah satu tanggung jawab utama kita sebagai guru adalah membantu siswa kita belajar. Oleh karena itu setiap hari kita ditantang untuk menciptakan dan mempertahankan suasana kelas yang positif, produktif dan kondusif untuk belajar. Kita semua tahu bahwa perilaku sebagian besar siswa berubah-ubah seiring waktu, guru memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan perilaku siswa. Di luar hal itu kondisi di rumah juga mempengaruhi perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku ini bisa terjadi karena suatu alasan, adalah tugas kita untuk mencari tahu alasan-alasan tersebut dan mampu mengadaptasi keterampilan presentasi untuk setiap perubahan perilaku siswa di kelas. Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah menciptakan suasana kelas yang positif, yang dapat kita lakukan ialah memberikan Interaksi yang positif kepada siswa saat mengajar di depan kelas, contoh berbicara dengan lembut kepada siswa, panggil nama mereka, lakukan kontak mata dan tersenyum. Apabila siswa mulai sibuk dengan aktifitasnya misalnya ribut dikelas  itu pertanda bahwa siswa mulai bosan dengan kelas yang kita bawakan, cobalah jalin interaksi dan tanya jawab dengan siswa agar siswa kembali fokus ke pembahasan. Kita juga bisa menambahkan kegiatan icebreaking yaitu kegiatan untuk mencairkan suasana di sela-sela pembelajaran untuk mengisi lagi energi, buatlah kegiatan yang mengundang gerak dan partisipasi seluruh siswa. Apabila siswa tidak mengerti dengan topik yang telah dipelajari cobalah ganti model pembelajaran. Cobalah sesekali menggunakan model pembelajaran daring untuk memberikan pengalaman belajar yang berbeda kepada siswa. Gunakan teknologi pertemuan daring misalnya dengan Zoom meeting atau manajemen konten misalnya dengan Google classroom dan lainnya. Ada begitu banyak pilihan strategi pembelajaran yang dapat kita pilih dan kombinasikan, yaitu:

  1. Instruksi langsung (presentasi, lembar kerja)
  2. Strategi pembelajaran aktif (pembelajaran aktif, sistem respon siswa, pembelajaran berbasis permainan)
  3. Asesmen (penilaian formatif dan sumatif, E-portofolio, umpan balik / pemeriksaan diri)
  4. Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif (brainstorming, pembelajaran kolaboratif, diskusi, peer learning, media sosial / komunitas pembelajaran)
  5. Membuat dan bekerja (studi kasus, pemetaan konsep, instruksi media, digital storytelling)

Selanjutnya kita bisa mengubah urutan kegiatan instruksional dalam mengajar,  jika biasanya pembelajaran disajikan dengan urutan UCL yaitu uraian contoh dan latihan, ada baiknya kita mencoba alternatif urutan instruksional yang lain misalnya dimulai dari pemberian suatu atau kasus diikuti dengan latihan memecahkannya dan diakhiri dengan uraian atau generalisasi dari isi pelajaran, urutan ini dikenal dengan metode induktif siswa bergerak dari yang khusus ke umum. Lalu ada urutan uraian dan contoh penyajian pembelajaran dimulai dari pemberian latihan atau percobaan kemudian dilanjutkan dengan uraian dan diakhiri dengan contoh namun ingat, latihan tidak boleh diberikan terlalu lama agar siswa tidak merasa frustasi siswa harus segera diberi uraian tentang isi pelajaran dan contoh penerapannya. Urutan CUL yaitu contoh uraian dan latihan lebih tepat untuk siswa yang baru mempunyai pengalaman sedikit dengan topik pelajaran strategi ini bergerak dari hal yang bersifat khusus. Lalu ada urutan ULC yaitu uraian latihan dan contoh penyajian ini sesuai untuk mengajarkan keterampilan gerak melalui penjelasan lalu dilanjutkan dengan melakukan gerak. LCU yaitu latihan contoh dan uraian memberikan kesempatan pada siswa untuk mencoba terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan contoh sebagai perbandingan dan diakhiri dengan uraian atau kesimpulan, urutan ini tepat untuk mengembangkan kreativitas dan keberanian siswa menguji gagasan dalam dirinya. Cara lain adalah dengan memberikan alternatif media belajar yang dapat dipilih siswa misalnya materi pelajaran tidak hanya disampaikan lewat video dan presentasi tetapi juga melalui bahan ajar berbentuk buku, gambar dengan suara berisi soal. Kebebasan untuk memilih dan jangan fokus pada satu kegiatan untuk seluruh siswa, buatlah diferensiasi instruksi. 

Media pembelajaran mampu memperbesar benda yang sangat kecil menjadi lebih besar, menyajikan benda atau peristiwa yang jauh dari siswa, menampilkan benda atau peristiwa berbahaya dan meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian siswa. Ingatlah siswa punya karakteristik masing-masing dan punya cara yang berbeda dalam memahami pelajaran, jangan lupa integrasikan teknologi ke dalam pembelajaran. Teknologi adalah cara yang bagus untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan membuat siswa bersemangat di kelas. Ketika seorang siswa berperilaku buruk, sering kali kita menganggap itu adalah pilihan mereka, barangkali siswa tersebut tidak memiliki keterampilan sosial atau tidak mendapatkan dukungan untuk membentuk perilaku tersebut. Kita dapat memberikan umpan balik yang positif atas perilaku siswa tersebut atau mengoreksinya agar siswa dapat mengubah perilakunya. Kegiatan ini dapat dilakukan di akhir pembelajaran, jangan lupa di akhir pelajaran mendapatkan umpan balik dan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi siswa. Penggunaan strategi instruksional berbasis tujuan perilaku mampu membuat pembelajaran lebih efektif itu sebabnya guru harus dapat mengevaluasi perubahan perilaku dan kinerja setiap siswa untuk menentukan efektifitas pengajaran di kelas menggunakan keterampilan presentasi yang baik.

BACA JUGA:

Post a Comment

أحدث أقدم